top of page

Apakah Kamu Tetap Berani Naik Transportasi Publik ke Kantor Saat Pandemi?

Diperbarui: 16 Apr


transportasi umum

Sudah dua tahun negeri ini dilanda covid-19 hingga mutasi terjadi dan mengakibatkan munculnya varian baru. Berbagai cara telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi pandemi berbahaya ini mulai dari memberikan vaksin gratis untuk seluruh masyarakat Indonesia sampai menetapkan peraturan pembatasan aktivitas ketika terjadi lonjakan kasus pada periode tertentu.


Menurut portal berita KOMPAS, belum lama ini pemerintah kembali menetapkan PPKM level 1-4 untuk daerah JABODETABEK dan wilayah Bali. Ketetapan ini membuat aktivitas kantor sangat dibatasi dengan hanya diperbolehkan masuk tatap muka sebanyak maksimal 70% saja dari total keseluruhan karyawan yang ada.


Kita masih melihat ada banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan transportasi publik seperti MRT, KRL, dan TransJakarta ketika perlu untuk melakukan aktivitas di luar rumah. Beberapa alasan mulai dari menghindari kemacetan sampai dengan penghematan yang biasanya lebih murah dibandingkan membawa kendaraan pribadi.


Seiring dengan vaksin yang telah semakin terdistribusi dengan luas serta kasus kematian akibat covid yang terus berkurang membuat jumlah penumpang yang menggunakan transportasi publik kembali meningkat dari waktu ke waktu. Apakah saat ini menurutmu keadaan sudah aman untuk menggunakan transportasi publik? Ayo kita bahas secara mendalam di artikel kali ini!


Sebenarnya pemerintah telah menetapkan kebijakan terkait transportasi publik untuk mencegah kemungkinan penyebaran virus seperti salah satunya dengan mengatur pembatasan penumpang dengan kapasitas maksimal 35-40% saja agar jarak antar penumpang lebih terjaga.


Tidak hanya itu, pemerintah juga menentukan titik yang strategis untuk menempatkan hand sanitizer yang dapat digunakan siapapun secara gratis. beberapa stasiun bahkan menyediakan tempat cuci tangan agar kebersihan dapat terjaga dengan lebih maksimal. Terakhir, ada aplikasi PeduliLindungi dan pengecekan suhu yang dilakukan sebelum memasuki stasiun maupun halte untuk dapat melacak secara cepat dan mengurangi penyebaran virus ke klaster lainnya.


Sayangnya, praktek dan kenyataan di lapangan kadang tidak sesuai. Contohnya masih banyak kita temukan tempat duduk yang sesak pada transportasi publik seperti KRL di jam aktif ketika pergi dan pulang kerja atau botol hand sanitizer yang telah kosong tak terisi ulang ketika habis.


Kesimpulannya, apakah semua aspek negatif yang disebutkan ini membuat kita dalam keadaan bahaya jika memilih untuk menggunakan transportasi publik? Tenang saja, tidak kok… Selain mengikuti protokol kesehatan yang ada, kita juga harus inisiatif menjaga kebersihan dan kesterilan diri seperti dengan rajin mencuci tangan dan mengganti baju sehabis menggunakan transportasi publik saat pulang beraktivitas.






9 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page